SANITASI TEPUNG KULIT SINGKONG
SANITASI TEPUNG KULIT SINGKONG
2016-06-23
en
Thesis
text
Limbah kulit singkong yang tidak diproses dan tidak ditangani dengan baik akan
menjadi sampah sehingga akan menimbulkan bau tidak sedap serta menjadi
tempat berkembangbiaknya bakteri dan kuman yang akan mengakibatkan
gangguan kesehatan, untuk mengurangi dampak negative oleh adanya sampah
dapat dilakukan dengan jalan pemanfaatan kembali. Pemanfaatan kulit singkong
sebagai bahan pangan baru yang diolah menjadi tepung akan lebih
menguntungkan dan mampu menambah nilai jual serta dapat mengurangi
ketergantungan terhadap tepungterigu yang merupakan bahan impor yang
menduduki porsi terbesar. Kulit singkong masih mempunyai kandungan gizi yang
cukup sehingga dapat diolah menjadi tepung, dimana setiap pengolahan pasti ada
sanitasinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan lama
waktu simpan dan penerimaan keadaan fisik (warna, bau, tekstur) tepung kulit
singkong yang dibuat dengan 4 perlakuan secara sanitasi dengan menggunakan 10
tahap pengolahan. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen dengan desain “Post test
only design” dengan menggunakan 4 perlakuan secara sanitasi dengan
menggunakan 10 tahap pengolahan. Analisis dilakukan secara deskriptif dan
analitik dengan uji One Way Anova. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan
secara analitik ada perbedaan rerata penerimaan keadaan fisik (bau, warna,
tekstur) tepung kulit singkong antara perlakuan (P1), (P2), (P3) dan (P4) dengan
formulasi (FI) sampai dengan (F6). Pada perlakuan (P3) yaitu formulasi (F3), (F4)
dan (F5 merupakan formulasi yang dapat menggantikan tepung terigu sebesar 20 –
60% dan ada perbedaan lama waktu simpan tepung kulit singkong antar perlakuan
(P1), (P2), (P3) dan (P4). Berdasarkan perhitungan lama waktu simpan
menggunakan metode ESS lama waktu simpan terlama adalah perlakuan (P1)
yaitu selama 120 hari 18 jam.
Kata kunci : lama waktu simpan, penerimaan keadaan fisik, sanitasi, tepung
kulit singkong