PEMANFAATAN LUMPUR LIMBAH TAHU SEBAGAI STARTER PEMBUATAN BIOGAS KOTORAN SAPI DI DUSUN KAUMAN ARGOMULYO CANGKRINGAN

PEMANFAATAN LUMPUR LIMBAH TAHU SEBAGAI STARTER PEMBUATAN BIOGAS KOTORAN SAPI DI DUSUN KAUMAN ARGOMULYO CANGKRINGAN
2016
en
Thesis
text
Kotoran sapi di Dusun Kauman, Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta belum dimanfaatkan secara maksimal oleh warga, hanya sebagian yang digunakan sebagai pupuk tanaman sedangkan sisanya ditumpuk pada lahan kosong atau di dekat kandang sapi. Kondisi seperti ini sering menimbulkan gangguan pada warga sekitar kandang sapi terutama gangguan bau yang tidak enak dan gangguan binatang vektor seperti lalat. Bahan organik yang tinggi pada kotoran sapi dapat dimanfaatkan lebih lanjut, salah satunya dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan sumber energi yang terbarukan seperti biogas. Dalam pembuatan biogas agar didapatkan hasil biogas yang maksimal perlu penambahan bahan starter, salah satu bahan starter yang dapat digunakan adalah lumpur limbah tahu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu terbentuknya gas metan dengan penambahan starter lumpur limbah tahu. Mengetahui volume biogas yang dihasilkan dari pembuatan biogas kotoran sapi dan penambahan starter lumpur limbah tahu. Jenis penelitian eksperimen dengan desain Post Test Only With Control Group. Lokasi penelitian di Dusun Kauman, Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Obyek penelitian adalah kotoran sapi, lumpur limbah tahu dan air pengencer yang ada di Dusun Kauman. Penelitian ini dibagi manjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan pembuatan biogas kotoran sapi dengan penambahan starter lumpur limbah tahu dan kelompok kontrol pembuatan biogas kotoran sapi tanpa penambahan lumpur limbah tahu. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa waktu terbentuknya gas metan pada kelompok perlakuan terjadi pada hari ke-2 setelah pembuangan gas yaitu pada hari ke-7, sedangkan pada kelompok kontrol gas metan pada bak kontrol satu dan lima terbentuk hari ke-2 setelah pembuangan gas, bak kontrol dua dan empat terbentuk hari ke-3 dan bak kontrol tiga gas metan terbentuk hari ke-5 setelah pembuangan gas. Volume biogas pada bak perlakuan satu sebanyak 0,9 Cm3 , bak perlakuan dua sebanyak 0,5 Cm3 , bak perlakuan tiga sebanyak 0,6 Cm3 , bak perlakuan empat sebanyak 0,6 Cm3 dan bak perlakuan lima sebanyak 0,7 Cm3 . Volume biogas yang dihasilkan pada bak kelompok kontrol satu sebanyak 0,3 Cm3 , bak kontrol dua sebanyak 0,3 Cm3 , bak kontrol tiga sebanyak 0,2 Cm3 , bak kontrol empat sebanyak 0,3 Cm3 dan bak kontrol lima sebanyak 0,4 Cm3 . Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembuatan biogas kotoran sapi dengan penambahan starter lumpur limbah tahu mempengaruhi waktu terbentuknya gas metan dan volume biogas yang terbentuk. Kata kunci : lumpur limbah tahu, biogas, volume biogas