ANALISIS POTENSI BAHAYA FAKTOR RISIKO DAN UPAYA PENGENDALIAN PADA PANDE BESI DI DUSUN KAJAR I DESA KARANGTENGAH KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

ANALISIS POTENSI BAHAYA FAKTOR RISIKO DAN UPAYA PENGENDALIAN PADA PANDE BESI DI DUSUN KAJAR I DESA KARANGTENGAH KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
2014-02-18
en
Thesis
text
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan (UU No: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan). Keberadaan suatu industri dapat menimbulkan dampak negatif, diantaranya penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Dampak tersebut ditimbulkan dari faktor negatif meliputi fisik, kimia, biologi, dan psikologi yang berasal dari proses kerja dan hasil kerja, alat kerja dan lingkungan kerja (Setyaningsih 2010). Berdasarkan hasil survei pendahuluan di industri pande besi Dusun Kajar I, mata pencaharian penduduk adalah pande besi dan terdapat masalah di lingkungan kerja, rendahnya kesadaran pemakaian APD oleh pekerja, 5 (50%) dari 10 pekerja mengalami keluhan kecelakaan kerja, belum terdapat asuransi kesehatan maupun upaya kesehatan kerja dari Puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi bahaya (bahaya fisik, psikologi dan ergonomi), faktor risiko (gangguan pendengaran, terpercik api, tergores besi, kulit terbakar, terpukul, mata pedih, kelelahan, dan stres), dan menyusun rekomendasi upaya pengendalian risiko yaitu dengan pengendalian administratif (kebersihan lingkungan, pemasangan himbauan), dan penggunaan APD pada pekerja pande besi di Dusun Kajar I Desa Karangtengah Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Jenis penelitian ini adalah survey. Subyek penelitian ini adalah seluruh pekerja di industri pande besi di Dusun Kajar I, Desa Karangtengah, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Instrumen yang digunakan adalah check list, kuesioner, sound level meter, multimeter dan alat tulis. Analisis data yaitu dari hasil pengisian kuesioner dan check list, dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi kemudian dihitung dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian didapatkan bahwa potensi bahaya dilingkungan fisik yang meliputi kebisingan, terdapat 4 industri (21,06%) dengan tingkat kebisingannya yang melebihi NAB 85dB (Kemenkes RI No: 1405 Tahun 2002 tentang Nilai Ambang Batas di Lingkungan Kerja Industri), suhu lingkungan kerja terdapat 16 industri (84,21%) belum memenuhi NAB yaitu 280C, terdapat banyak percikan api yang ditimbulkan dari proses pembakaran besi yaitu 100%. Faktor risiko bahaya lingkungan kerja yang dirasakan pekerja dari mulai risiko terbesar sampai yang terkecil adalah: kelelahan fisik yaitu 75 pekerja (100%), kulit terbakar (94,67%), terpercik api (94,67%), gangguan pendengaran (77,33%), tergores (12%), mata pedih (22,67%), stres ringan (2,67%) dan terpukul (0%). Upaya pengendalian risiko bahaya di lingkungan kerja terdapat 9 industri (47%) belum menerapkan upaya pengendalian secara administratif, sedangkan terdapat 71 pekerja (94,67%) masih belum memperhatikan pentingnya penggunaan APD. Kata Kunci: Pande Besi, Potensi Bahaya, Faktor Risiko, Upaya Pengendalian