EVALUASI MUTU PEMBELAJARAN KLINIK PENDIDIKAN KEPERAWATAN GIGI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

EVALUASI MUTU PEMBELAJARAN KLINIK PENDIDIKAN KEPERAWATAN GIGI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
2014-03-01
en
Article
text
Pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan nasional yang bertujuan menghasilkan tenaga kesehatan yang professional, mandiri, serta mampu bersaing di pasar global. Salah satu rumpun tenaga kesehatan keperawatan adalah perawat gigi yang kompetensinya dihasilkan melalui proses pendidikan pada Diploma III Jurusan Keperawatan Gigi (JKG) Poltekkes Kemenkes yang diharapkan dapat berperan serta dalam upaya kesehatan gigi dan mulut untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembelajaran klinik adalah proses inti dalam pendidikan tenaga kesehatan, oleh karena itu evaluasi mutu pembelajaran klinik untuk mencapai standar kompetensi lulusan menjadi sangat mutlak dan sifatnya strategis. Tujuan penelitian ini adalah tersedianya instrumen evaluasi mutu pembelajaran klinik berbentuk formatif dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu dalam rangka evaluasi diri (self assessment), diketahuinya mutu pembelajaran klinik pendidikan keperawatan gigi, serta tersusunnya rekomendasi-rekomendasi program peningkatan mutu pembelajaran klinik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaan penelitian meliputi 3 tahap yaitu: persiapan, uji coba dan aplikasi instrumen. Instrumen penelitian berupa kuesioner mengenai kepuasan mahasiswa terhadap pembelajaran klinik. Lokasi penelitian adalah Jurusan Keperawatan Gigi (JKG) Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Semarang, pada bulan April s/d Juli 2011. Subyek penelitian adalah mahasiswa semester VI. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dan jumlah sampel 117 mahasiswa. Hasilnya adalah tersusunnya instrumen evaluasi mutu pembelajaran klinik keperawatan gigi yang diperoleh melalui uji kesepakatan pakar menggunakan Cohen’s kappa statistic, diperoleh hasil K=0,845 artinya terdapat kesepakatan yang sangat baik. Instrumen berupa kuesioner dengan 4 komponen mutu (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan umpan balik) yang valid dan reliabel (koefisien Cronbach’s Alpha =0,717). Hasil evaluasi mutu pembelajaran klinik pada JKG Semarang dan JKG Yogyakarta menunjukkan bahwa mutu klinik sudah baik (masing-masing 54% dan 69,27%). Komponen evaluasi di kedua JKG masih rendah. namun komponen evaluasi mempunyai nilai rata-rata paling rendah dibanding komponen mutu lainnya. Hasil FGD dan wawancara mendalam menunjukkan rekomendasi yang diusulkan dengan persentase paling tinggi adalah peningkatan sarana prasarana khususnya kebutuhan alat peraga praktik (60%).