Perbedaan Kadar Kalium Darah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Hemodialisa Pada Pasien Gagal Ginjal Di RS Panti Rapih Yogyakarta

Perbedaan Kadar Kalium Darah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Hemodialisa Pada Pasien Gagal Ginjal Di RS Panti Rapih Yogyakarta
2019-01-18
en
Thesis
text
Latar belakang: Hemodialisa merupakan treatment yang dilakukan pada penderita gagal ginjal kronik dengan cara memindahkan zat terlarut dalam darah dan air menuju ke cairan yang sudah diketahui komponennya secara difusi dan ultrafiltrasi. Peningkatan kadar kreatinin, ureum, asam urat, serta elektrolit dapat diturunkan dengan hemodialisa. Tujuan dari hemodialisa sendiri pada dasarnya untuk menggantikan fungsi ginjal mengekskresikan zat-zat yang bersifat racun bagi tubuh karena terakumulasi dalam darah dan memperbaiki keseimbangan cairan tubuh. Tujuan penelitian: Mengetahui perbedaan kadar elektrolit pada pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium 5 pre-hemodialisis dan post-hemodialisis, di Rumah Sakit Panti Rapihdan mengetahui jenis elektrolit (K) yang perubahan kadarnya paling signifikan. Metode Penelitian: Metode penelitian yang dipakai adalah dengan eksperimental kuasi model one group before and after intervention design atau one group pre and post test design. Jumlah sampel yang dipakai pada penelitian ini sebanyak 42 orang yang diambil dengan cara quota sampling. Spesimen darah diambil dari pasien penyakit ginjal kronis stadium 5 sebelum dan sesudah hemodialisis. Data elektrolit diolah dengan uji statistik Wilcoxon menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Signifikansi yang digunakan adalah p < 0,05. Hasil Penelitian: Penurunan kadar kalium post hemodialisis pada penelian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, yaitu terjadi penurunan kadar kalium yang signifikan setelah dilakukan hemodialisis rata-rata sebesar 26,1%. Sampel dengan kadar kalium pre hemodialisis yang masuk dalam nilai normal setelah hemodialisis menjadi kurang dari nilai normal sebanyak 27 sampel atau 64%. Sampel dengan kadar kalium pre hemodialisis yang lebih tinggi dari normal dan menjadi normal setelah hemodialisis sebanyak 7 sampel ( 16,1%). Sampel dengan kadar kalium pre hemodialisis yang normal dan setelah hemodialis tetap normal sebanyak 8 sampel (19%). Hasil penelitian didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,005). Simpulan Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang Signifikan pada kadar kaliumnya sebelum dan sesudah hemodialisis, yaitu penurunan kadar kalium (p < 0,05). Kata kunci: Penyakit ginjal kronis, hemodialisis, kalium