LAPORAN ROTASI GIZI MASYARAKAT MATA KULIAH ADVOKASI DAN SOSIAL MARKETING KEGIATAN ADVOKASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING 1

LAPORAN ROTASI GIZI MASYARAKAT MATA KULIAH ADVOKASI DAN SOSIAL MARKETING KEGIATAN ADVOKASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING 1
2021-09-17
en
Thesis
text
Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius adalah hipertensi. Hipertensi merupakan “silent killer” sehingga menyebabkan fenomena gunung es. Prevalensi hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Kondisi patologis ini jika tidak mendapatkan penanganan secara cepat dan secara dini maka akan memperberat risiko (Wahyuningsih dan Astuti, 2013). Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok lansia. Pola makan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah pada lansia. Pada umumnya orang menyukai jenis makanan yang asin dan gurih, yang mengandung kolesterol tinggi, seperti makanan masakan balado, rendang, santan, jeroan, dan berbagai olahan daging yang memicu kolestorol tinggi, serta makanan cepat saji yang mengandung lemak jenuh dan garam dengan kadar tinggi. Kandungan Na (Natrium) dalam garam yang berlebihan dapat menahan air (retensi) sehingga meningkatkan jumlah volume darah. Akibatnya jantung harus bekerja keras memompa darah dan tekanan darah menjadi naik. Inilah menyebabkan hipertensi (Sutanto, 2010). Kegiatan posyandu lansia yang berjalan dengan baik akan memberikan kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesahtan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan baik dan optimal, untuk itu para lansia berupaya memanfaatkan adanya posyandu tersebut. Program inovasi “Pemantauan Asupan Makan Lansia Hipertensi” merupakan program puskesmas yang bersifat preventif dan promotif yang menggabungkan layanan utama yaitu posyandu lansia dan pemantauan asupan makan dan asupan natrium pada lansia. Melalui program ini diharapkan untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia yang lebih rentan terhadap penyakit. Program ini juga untuk memberdayakan kader posyandu lansia untuk turut serta memantau asupan makan adan asupan natrium pada lansia. Salah satu kompetensi lain yang diharapkan adalah kegiatan advokasi berupa rangkaian kegiatan dari mulai sosialisasi hingga pendampingan kegiatan pada stackholder terkait. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung berjalannya program dengan meminta keterlibatan seluruh stackholder. Proses kegiatan advokasi dilakukan secara luring. Kegiatan advokasi berjalan dengan lancar dimana sasaran (pemangku kebijakan) memberikan apresiasi yang baik dan mendukung penuh usulan program serta memberikan komitmen akan membantu kegiatan yang diusulkan oleh mahasiswa. Berdasrkan hasil advokasi diperoleh hasil berupa sasaran (pemangku kebijakan) memberikan apresiasi yang baik dan mendukung penuh usulan program “Monitoring asupan Lansia Hipertensi” serta memberikan komitmen akan membantu kegiatan yang diusulkan oleh mahasiswa.