ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. S USIA 22 TAHUN G1P0A0AH0 DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL
ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. S USIA 22 TAHUN G1P0A0AH0 DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2021-10-04
en
Other
text
Cephalopelvic Disproportion (CPD) yaitu suatu keadaan yang timbul karena tidak adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar sehingga tidak dapat melewati panggul ataupun kombinasi keduanya (Cunningham, 2018). Angka kejadian cephalopelvic disprop Menurut statistik yaitu 3.509 kasus SC yang disusun oleh Peel dan Chamberlain, indikasi untuk SC adalah cephalopelvic disproportion (CPD) 21%, (Wiknjosastro & Hanifa, 2012).
Cephalopelvic Disproportion (CPD) bisa terjadi pada pintu atas panggul, midpelvis, atau pintu bawah panggul, atau umumnya kombinasi dari ketiganya. Panggul sempit disebut sebagai salah satu kendala dalam melahirkan secara normal karena menyebabkan obstructed labor yang insidensinya adalah 1-3% dari persalinan. Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri tanpa pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya pada ibu dan janin. Bahaya pada ibu dapat berupa partus lama yang dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi intrapartum, ruptur uteri mengancam serta resiko terjadinya fistula vesikoservikalis, atau fistula vesikovaginalis, atau fistula rektovaginalis karena tekanan yang lama antara kepala janin dengan tulang panggul. Sedangkan bahaya pada janin dapat berupa meningkatkan kematian perinatal dan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin bahkan bisa menimbulkan fraktur pada os parietalis (Cunningham, 2018).
Pada pertemuan ketiga kali pada tanggal tanggal 28 Juli 2021, Ny. S berusia 22 tahun datang ke Puskesmas Kasihan I untuk memeriksakan kehamilannya usia kehamilan 41 minggu dan saat ini tidak ada keluhan tapi merasakan cemas dan gelisa. Pemeriksaan tanda – tanda vital dalam batas normal dan pemeriksaan palpasi leopold TFU 31 cm, TBJ 3.100 gram, punggung kanan, presentasi kepala dan belum masuk panggul. Hasil pemeriksaan laboratorium HB 12,5 g/dL, protein urine negatif, repid antibody IgG dan IgM non reaktif. Bidan memberikan KIE kepada ibu bahwa kehamilan dengan suspect cephalopelvic disproportion untuk melahirkan dengan tindakan secara sectio caesarea dan memberikan rujukan ke Rumah Sakit.
Selanjutnya Setelah mendapat rujukan dari Puskesmas Kasihan I Ibu datang ke Rumah Sakit Gria Mahardhika Yogyakarta pada tanggal 28 Juli 2021 jam 16.00 WIB diantar oleh suami. Pada saat pemeriksaan kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik. Dokter memberikan edukasi kepada ibu dan suami serta menyarankan untuk melahirkan secara sectio caesarea, dokter menjadwalkan ibu untuk operasi pada hari rabu, 28 Juli 2021 Jam 20.00 WIB. Pasca operasi sectio caesarea pada masa nifas ibu mengatakan masih sedikit nyeri pada luka jahitan pasca operasi. Penatalaksanaan pada pertemuan ini adalah memberitahu ibu bahwa kondisinya normal dan sehat, KIE mengajarkan ibu tekni menyusui, memberikan motivasi ibu unrtuk memberikan ASI secara on demand, KIE mengenai personal hygiene ibu nifas (membersihkan payudara dengan air hanyat sebelum menyususi, cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah kontak dengan bayi dan memegang kemaluan), KIE pada ibu mengenai makanan ibu nifas tidak ada pantangan dan sebaiknya makan yang mengandung protein dan mineral.
Pertemuan nifas selajutnya Ibu mengatakan putting susu lecet dan sulit tidur malam hari karena terbangun oleh tangisan bayi. Ibu mengatakan tidur siang tiga menit tidur malam enam sampai tujuh jam karena terkadang bayinya rewel di malam hari. Memberi dukungan ibu untuk menyusui dan mengajak keluarga ibu untuk memberi kepercayaan diri ibu untuk menyusui bayinya, ASI ibu sudah keluar, jumlahnya cukup dan merupakan makanan terbaik untuk bayi. memberi KIE pada ibu jika mengalami salah satu tanda bahaya atau komplikasi pada masa nifas dan bayi untuk segera kontrol ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Pertemuan selanjutnya Ibu mengatakan ingin ber KB IUD karena ingin memberikan ASI esklusif dan mengatur jarak kehamilan. Memberitahu ibu mengenai cara kerja, efektifitas dan kekurangan dan kelebihan KB IUD serta efek