PERBANDINGAN METODE KIRBY BAURER (CAKRAM) DAN METODE WELL DIFFUSION (SUMURAN) UNTUK DAYA HAMBAT MENGGUNAKAN MINYAK ATSIRI RIMPANG LENGKUAS MERAH (Alpinia Purpurata K.Schum) TERHADAP JAMUR Trichophyton rubrum

PERBANDINGAN METODE KIRBY BAURER (CAKRAM) DAN METODE WELL DIFFUSION (SUMURAN) UNTUK DAYA HAMBAT MENGGUNAKAN MINYAK ATSIRI RIMPANG LENGKUAS MERAH (Alpinia Purpurata K.Schum) TERHADAP JAMUR Trichophyton rubrum
2022-04-21
en
Thesis
text
PERBANDINGAN METODE KIRBY BAURER (CAKRAM) DAN METODE WELL DIFFUSION (SUMURAN) UNTUK DAYA HAMBAT MENGGUNAKAN MINYAK ATSIRI RIMPANG LENGKUAS MERAH (Alpinia Purpurata K.Schum) TERHADAP JAMUR Trichophyton rubrum Citra Febrianti1 , M.Atik Martiningsih2 , Narendra Yoga Hendarta3 1,2,3Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi No.3 Banyuraden, Gamping, Sleman Email : citrafebrianti40@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang : Uji daya hambat berbagai konsentrasi minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K.Schum) terhadap jamur Tricophyton rubrum metode kirby bauer dan well diffusion. Metode difusi untuk mengetahui zona hambat terhadap jamur. Tujuan : Mengetahui pengaruh metode yang paling bagus menghambat minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K.Schum) terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum dan Mengetahui metode well diffusion atau kirby bauer yang dapat menghasilkan zona hambatnya lebih besar. Metode :Jenis penelitian ini penelitian eksperimen murni dengan rancangan “Post – test Only Control Group Design”. Rancangan ini ada kelompok pembanding (Kontrol) dan observasi. Data dianalisis secara analitik Shapiro Wilk, Uji Wilcoxon. Hasil :Rata-rata diameter zona hambat pada metode well diffusion dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% adalah 5,412 mm, 11,56 mm, 14,418 mm, 17,208 mm dan 21,472 mm. Rata-rata diameter zona hambat pada metode kirby bauer dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% adalah adalah 8,98 mm, 14,35 mm, 17,826 mm, 21,162 mm dan 31,27 mm. Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K.Schum), maka semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk. Rerata diameter metode kirby bauer dibanding metode well diffusion pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% adalah 3,568 mm, 2,79 mm, 3,408 mm, 3,954 mm dan 9,798 mm. Kesimpulan: Ada pengaruh berbagai konsentrasi dan metode minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K.Schum) terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum dengan metode kirby bauer lebih besar zona hambatnya dibandingkan dengan metode well diffusion. Kata Kunci : Metode zona hambat minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K.Schum) Tricophyton rubrum, Metode well diffusion, Metode kirby bauer