PEMANFAATAN LIMBAH JEROAN IKAN, BELUT DAN SISA SAYURAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR
PEMANFAATAN LIMBAH JEROAN IKAN, BELUT DAN SISA SAYURAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR
2019-01-29
en
Thesis
text
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya harus melakukan kegiatan yang mendukung tercapainya kebutuhan tersebut. Kegiatan manusia yang dilakukan berpotensi menghasilkan sampah Salah satu jenis timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat yaitu jenis sampah organik contohnya jeroan, sisa sayuran, sisa buah, dedaunan, sisa makanan dan lain sebagainya, salah satu cara memanfaatkan sampah organik yaitu diolah sebagai pupuk organik cair.Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sampah manusia, sisa tanaman, jeroan hewan, yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.
Tujuan dari penelitian ini adalah Diketahuinya perbedaan kualitas pupuk organik cair N, P, K (Nitrogen, Fosfor, Kalium) dari limbah jeroan ikan, belut dan sisa sayuran pada perbandingan 2:2:1, 1:2:2, dan 2:1:2.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan Post Test Only Design. Obyek dari penelitian ini adalah limbah jeroan ikan, belut dan sisa sayuran yang difermentasi untuk dijadikan pupuk organik cair.
Hasil penelitian kandungan rata – rata Nitrogen, Fosfor dan Kalium pada perlakuan 1 adalah N yaitu 0,3622 %, P yaitu 0, 2638 %, dan K yaitu 0,247 %, perlakuan 2 adalah N yaitu 0,4739 %, P yaitu 0, 3826 %, dan K yaitu 0,3521 %, dan pada perlakuan 3 adalah N yaitu 0,2205 %, P yaitu 0,2188 %, dan K yaitu 0,1796 %. untuk perlakuan yang memiliki hasil Nitrogen, Fosfor dan Kalium tertinggi yaitu pada perlakuan 2 dengan N yaitu 0,4739 %, P yaitu 0, 3826 %, dan K yaitu 0,3521 %.
Hasil uji statistik diketahui nilai p-value (sig <0,05), sehingga ada perbedaan yang signifikan antara kandungan Nitrogen, Fosfor, Kalium pupuk organik cair pada perlakuan 1, 2 dan 3. Hasil penelitian untuk nilai Nitrogen diketahui nilai p-value sebesar 0.000 (sig <0,05), Ada perbedaan yang signifikan kandungan Nitrogen pada perbandingan 2:2:1, 1:2:2, dan 2:1:2.untuk nilai Fosfor diketahui nilai p-value sebesar 0.000 (sig <0,05) ada perbedaan yang signifikan kandungan Fosfor pada perbandingan 2:2:1, 1:2:2, dan 2:1:2, untuk nilai Fosfor diketahui nilai p-value sebesar 0.001 (sig <0,05) ada perbedaan yang signifikan kandungan Kalium pada perbandingan 2:2:1, 1:2:2, dan 2:1:2.
Kesimpulan pada penlitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan antara kandungan Nitrogen Fosfor dan Kalium pupuk organik cair pada perlakuan 1, 2 dan 3.
Hasil pemeriksaan Laboratorium kandungan N, P, dan K Pupuk organik cair berbahan jeroan ikan, belut dan sisa sayuran perlakuan dengan perbandingan 2:2:1, 1:2:2, dan 2:1:2 masih belum memenuhi syarat.