HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN KADAR GLUKOSA URINE METODE BENEDICT

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN KADAR GLUKOSA URINE METODE BENEDICT
2022-04-20
en
Thesis
text
Latar Belakang: Prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pemeriksaan urinalisa digunakan sebagai uji saring untuk mengetahui potensi gangguan penyakit Diabetes Mellitus. Hasil positif glukosa pada urine dapat memperkuat dugaan penyakit Diabetes Mellitus jika gejala mulai terasa, dengan gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai adanya glukosa dalam urine (glukosuria) apabila kadar glukosa darah melebihi ambang batas ekskresi ginjal yaitu 180 mg/dl. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah dengan kadar glukosa urine metode Benedict. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain Cross Sectional. Penelitian ini menggunakan sampel urine manipulatif berupa larutan glukosa (D-Glucose anhydrous for biochemistry) yang dilakukan uji reduksi urine metode Benedict. Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan statistik dengan uji Korelasi Kendall’s Tau. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kadar glukosa darah 205 – 355 mg/dl memberikan hasil kadar glukosa urine positif 1, kadar glukosa darah 308 – 505 mg/dl memberikan hasil kadar glukosa urine positif 2, kadar glukosa darah 530 – 655 mg/dl memberikan hasil kadar glukosa urine positif 3, dan kadar glukosa darah >680 mg/dl memberikan hasil kadar glukosa urine positif 4. Hasil uji Korelasi Kendall’s Tau menunjukkan signifikansi sebesar 0,007 (<0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,966. Kesimpulan: Ada hubungan antara kadar glukosa darah dengan kadar glukosa urine metode Benedict. Semakin tinggi kadar glukosa darah, maka semakin meningkat kadar glukosa urine metode Benedict. Kata Kunci: kadar glukosa darah, kadar glukosa urine, metode Benedict