ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. S USIA 24 TAHUN G2P1AB0AH1 DI KLINIK PRATAMA PURI ADISTY

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. S USIA 24 TAHUN G2P1AB0AH1 DI KLINIK PRATAMA PURI ADISTY
2022-07-01
id
Thesis
text
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020, Angka Kematian Ibu dan angka kematian bayi merupakan indicator Kesehatan suaru negara. Saat ini AKI dan AKB di Indonesia masih jauh dibawah target dari SDGs (Sustainable Development Goals) dan juga dibawah RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional).1 Untuk membantu mengurangi AKI dan AKB maka peran tenaga kesehatan khususnya bidan sangat penting terutama dalam mendeteksi adanya penyulit pada masa kehamilan, bersalin, nifas serta perawatan bayi baru lahir. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan adalah melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif (continuity of care). Ny. S Usia 24 Tahun G2P1AB0AH1 selama kehamilannya ia melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 15 kali namun pendampingan pada Ny. S dilakukan pada saat usia kehamilan 37 minggu 6 hari di Klinik Pratama Puri Adisty. Selama kehamilan tidak ditemukan komplikasi pada ibu dan janin Ny. S.Ibu bersalin di Klinik Pratama Ppuri Adisty dengan persalinan normal, Tidak ada komplikasi yang terjadi pada bayi dan ibu. Pada kala III dan IV tidak ada komplikasi. Bayi lahir spontan dengan berat 3600 gram, menangis spontan, gerakan aktif, warna kulit kemerahan. Pada masa neonatus, bayi tidak pernah mengalami penurunan berat badan namun mengalamai icterus fisiologis dengan Drajat kremer II. Pada masa nifas, Ny. S melakukan kunjungan nifas lengkap dengan ditemui masalah mengenai produksi ASI yang banyak sedangkan kebutuhan bayi masih sedikit, sehingga di khawatirkan akaan terjadi bendungan ASI. Asuhan kebidanan ibu nifas yang diberikan pada Ny. S telah sesuai dengan keluhan ibu sehingga masalah dapat teratasi. Ibu tidak ber KB dengan alasan saat ini menjalani pernikahan jarak jauh dan akan bertemu suami ±2 tahun lagi. Sehingga ibu dan suami memutuskan tidak menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun.