ASUHAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. S USIA 30
TAHUN G2P1A0AH1 DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI
KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PENGASIH II
KULON PROGO
ASUHAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. S USIA 30
TAHUN G2P1A0AH1 DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI
KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PENGASIH II
KULON PROGO
2022-04-21
en
Thesis
text
Berdasarkan Profil DIY 2020 menunjukkan bahwa jumlah kematian ibu di
DIY tahun 2014 (40 ibu) mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013
(46 ibu). Pada tahun 2015 penurunan jumlah kematian ibu sangat signifikan
hingga menjadi sebesar 29 kasus. Namun pada tahun 2016 kembali naik tajam
menjadi 39 kasus dan kembali sedikit turun menjadi 34 pada tahun 2017, tahun
2018 naik lagi menjadi 36 di tahun 2019 kasus kematian ibu hamil di angka yang
sama dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 ini kasus kematian ibu Kembali
naik menjadi 40 kasus. Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Bantul (20 kasus)
dan terendah di Kota Yogyakarta (2 kasus). Penyebab kematian ibu yang paling
banyak ditemukan di DIY adalah karena Penyakin lain-lain (20), perdarahan (6),
hipertensi dalam kehamilan (3), infeksi (5), dan gangguan sistem peredaran darah
(6). Secara umum kasus kematian bayi di DIY fluktuatif dari tahun 2014–2020.
Tahun 2014 sebesar 405 dan turun cukup banyak pada tahun 2015 yaitu menjadi
329, turun menjadi 278 pada tahun 2016, namun kembali naik menjadi 313 pada
tahun 2017, tahun 2018 kembali naik 5 kasus menjadi 318, di tahun 2019 ini
mengalami penurunan 3 kasus menjadi 315. Tahun 2020 kembali menurun cukup
banyak 33 kasus menjadi 282. Kasus kematian bayi tertinggi di Kabupaten Bantul
(88 kasus) dan terendah di Kota Yogyakarta (35 kasus). Penyebab umum
kematian bayi dan neonatal di DIY adalah asfiksia pada saat lahir karena lama di
jalan kelahiran, letak melintang, serta panggul sempit. Selain itu, penyebab lain
kematian bayi yang sering dijumpai di DIY antara lain kelainan bawaan.1
Upaya untuk membantu mengurangi AKI dan AKB maka peran tenaga
kesehatan khususnya bidan sangat penting terutama dalam mendeteksi adanya
penyulit pada masa kehamilan, bersalin, nifas serta perawatan bayi baru lahir.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup
kebidanan adalah melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif (continuity
of care).
Kontak pertama dengan Ny. S dilakukan pada tanggal 13 Januari 2022 saat
Ny. S melakukan ANC di Puskesmas Pengasih II dengan usia kehamilan 38
minggu. Ny. S rutin melakukan ANC sejak usia kehamilan 18 minggu di
Puskesmas. Selama kehamilan ibu mengalami ketidaknyamanaan pegal-pegal,
saat pemeriksaan bayi belum masuk panggul dan Ny.S mempunyai riwayat SC
sebelumnya dikarenakan DKP. Tanggal 26 Januari 2022 ibu opname di RS
Kharisma untuk dilakukan SC pada tanggal 27 Januari 2022. Ibu melahirkan
tanggal 27 Januari 2022 secara SC pukul 20.35 WIB, JK Perempuan, Janin
Tunggal, UK 39+6 minggu, BB 3150 gram, PB: 52cm, LK: 37 cm. Pada
kunjungan Neonatus hari ke 6 bayi mengalami ikterus serta ibu mempunyai
masalah dalam pemberian ASI. Kunjungan dilakukan sesuai teori yaitu kunjungan
bayi KN1 hingga KN3, kunjungan nifas KF1 sampai KF4. Ibu ber KB dihari ke
48 dan memilih untuk KB suntik 3 bulan.