ASUHAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. I USIA 19 TAHUN DENGAN FAKTOR RISIKO USIA KURANG DARI 20 TAHUN DAN KEHAMILAN LEWAT WAKTU (POSTDATE) DI PUSKESMAS KOTAGEDE I

ASUHAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. I USIA 19 TAHUN DENGAN FAKTOR RISIKO USIA KURANG DARI 20 TAHUN DAN KEHAMILAN LEWAT WAKTU (POSTDATE) DI PUSKESMAS KOTAGEDE I
2022-04-26
id
Thesis
text
Faktor risiko pada ibu hamil bila tidak dideteksi secara dini atau ditindaklanjuti segera dapat menyebabkan kemungkinan risiko atau bahaya bila terjadi komplikasi pada persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan bayinya. Sehingga diperlukan pemantauan secara berkala yaitu dengan asuhan berkesinambungan atau Continuity of Care yang dilakukan mulai dari kehamilan, persalinan, bayi, nifas dan keluarga berencana. Salah satu ibu hamil dengan faktor risiko yaitu dengan usia < 20 tahun di Puskesmas Kotagede I. Kontak pertama dilakukan pada tanggal 11 Januari 2022 saat usia kehamilan 37 minggu 3 hari dan tidak ada keluhan. Pada saat kehamilan ditemukan masalah yaitu usia ibu kurang dari 20 tahun. Kontak kedua dilakukan pada tanggal 5 Februari 2022 saat usia kehamilan 41 minggu dengan keluhan cemas dan belum merasakan tandatanda persalinan seperti kenceng-kenceng dan belum ada pengeluaran cairan ketuban ataupun lendir darah sehingga ibu meminta rujukan dari puskesmas untuk ke penanganan persalinan di Rumah Sakit. Ibu dirujuk dengan indikasi kehamilan lewat waktu (postdate). Dilakukan persalinan dengan cara Sectio Caesarea (SC) pada tanggal 7 Februari 2022 di RS Pratama Kota Yogyakarta dan tidak ada komplikasi baik ibu maupun bayi. Bayi lahir pada tanggal 7 Februari 2022 pukul 09.50 WIB, bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan, gerak otot aktif, jenis kelamin laki-laki, berat lahir 2770 gram, panjang lahir 48 cm, langsung dilakukan IMD ± 30 menit, ibu dan bayi normal tidak terdapat komplikasi. Ibu segera dipasangkan KB pasca salin yaitu IUD di RS Pratama Yogyakarta. Pada masa nifas dilakukan pengkajian nifas selama tiga kali dan tidak ada penyulit ataupun masalah. Pengkajian neonatal juga tidak ada penyulit ataupun masalah pada bayi. Dilakukan kontrol KB IUD setelah 1 bulan pemakaianhasilnya benang IUD terlihat tidak ada erosi ataupun keputihan yang berlebihan. Pada saat ibu menstruasi pertama pasca salin dan sudah sebagai akseptor IUD ibu mengatakan mens menjadi lebih banyak dari biasanya dan terdapat gumpalan darah. Hal tersebut merupakan salahsatu efek samping dari KB IUD. Asuhan berkesinambungan telah diberikan pada Ny. I dengan faktor risiko usia kurang dari 20 tahun dan kehamilan lewat waktu (postdate) hingga kontrol KB dan selesai masa nifasnya sehingga ibu tidak mengalami komplikasi. Keadaan ibu dan bayi dalam batas normal tidak didapatkan adanya masalah yang patologis. Harapan setelah dilakukan asuhan berkesinambungan ini adalah dilakukannya asuhan berkesinambungan dengan melibatkan SDM terkait sehingga ibu hamil yang memiliki faktor risiko mendapatkan pelayanan yang menyeluruh dan sesuai dengan kebutuhan.