ASUHAN BERKESINAMBUNGAN (CONTINUITY OF CARE) PADA NY NK DENGAN UMUR 35 TAHUN G2P1A0 HAMIL SEKUNDIGRAVIDA DAN RIWAYAT SC 7 TAHUN YANG LALU DI RSU SAKINA IDAMAN

ASUHAN BERKESINAMBUNGAN (CONTINUITY OF CARE) PADA NY NK DENGAN UMUR 35 TAHUN G2P1A0 HAMIL SEKUNDIGRAVIDA DAN RIWAYAT SC 7 TAHUN YANG LALU DI RSU SAKINA IDAMAN
2022-04-22
en
Thesis
text
Pada tahun 2015, diperkirakan 303.000 wanita meninggal selama kehamilan dan persalinan. Hampir semua kematian ibu (95%) terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, dan hampir dua pertiga (65%) terjadi di Wilayah Afrika (World Health Organisation, 2019). Menurut RISKESDAS tahun 2018, jumlah persalinan dengan metode SC pada perempuan usia 10-54 tahun di Indonesia mencapai 17,6% dari keseluruhan jumlah persalinan. Terdapat pula beberapa gangguan/komplikasi persalinan pada perempuan usia 10-54 tahun di Indonesia mencapai 23,2% dengan rincian posisi janin melintang/sunsang sebesar 3,1%, perdarahan sebesar 2,4%, kejang sebesar 0,2%, ketuban pecah dini sebesar 5,6%, partus lama sebesar 4,3%, lilitan tali pusat sebesar 2,9%, plasenta previa sebesar 0,7%, plasenta tertinggal sebesar 0,8%, hipertensi sebesar 2,7%, dan lain-lainnya sebesar 4,6% (Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2018). Salah satu ibu hamil dengan faktor risiko riwayat SC di RSU Sakina Idaman adalah NY NK. Kunjungan ANC yang pertama ditemukan ibu hamil 37 minggu dan riwayat SC a/i Sungsang dan riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu dan minum obat anti hipertensi secara rutin akan tetapi saat hamil ini tidak minum obat. Pada tahun 2015 ibu bersalin di RSA UGM secara SC atas indikasi letak sungsang. Selama masa nifas ibu tidak terjadi komplikasi. Bayi mengalami BBL dengan berat 3100 gram, bayi sehat tidak ada masalah. Ibu memutuskan untuk menggunakan IUD . Kesimpulan dari asuhan ini adalah ibu hamil dengan sekundi gravida dan riwayat SC. Pada persalinan mengalami gagal VBAC sehingga dilakukan SC. Saran untuk bidan agar dapat meningkatkan asuhan berkesinambungan dengan cara memantau secara ketat ibu dan janin sehingga ketika ditemukan komplikasi dapat dilakukan tindakan tepat sesuai prosedur.