ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA “NY. H” UMUR 28 TAHUN G1P0A0 DENGAN KEHAMILAN PERSALINAN NIFAS BBL NEONATUS DAN KB IUD PASCA SALIN DI PMB SRI LESTARI

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA “NY. H” UMUR 28 TAHUN G1P0A0 DENGAN KEHAMILAN PERSALINAN NIFAS BBL NEONATUS DAN KB IUD PASCA SALIN DI PMB SRI LESTARI
2022-04-22
id
Thesis
text
Program pembangunan kesehatan di Indonesia masih diprioritaskan pada upaya peningkat derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terutama pada kelompok yang paling rentan yaitu kesehatan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, menunjukan masih buruknya tingkat kesehatan ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau dalam masa kehamilan atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Menurut penelitian sunarsih tahun 2019 Kelahiran dan kehamilan merupakan suatu hal yang fisiologis, namun jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi patologis. Sekitar 40% ibu hamil mengalami masalah kesehatan berkaitan dengan kehamilan dan 15 % dari semua ibu hamil menderita komplikasi jangka panjang yang mengancam jiwa bahkan sampai menimbulkan kematian. Sehingga dibutuhkan Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan Selama masa hamil secara berkala sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang telah ditentukan untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan kehamilan dengan baik dan melahirkan bayi sehat. Ibu hamil dengan primipara cenderung memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi terutama saat memasuki trimester ketiga kehamilan karena sebelumnya belum pernah merasakan hamil dan melahirkan. Dengan demikian pemberian asuhan kebidanan yang berkesinambungan sangat diperlukan sebagai upaya promotif dan preventif yang sama pentingnya dengan upaya kuratif dan rehabilitatif untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi. Komplikasi – komplikasi dapat dideteksi secara dini sehingga dapat dilakukan rujukan yang tepat waktu ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dan pada akhirnya kematian ibu dan bayi dapat berkurang. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Berkesinambungan Pada NY. H Umur 28 Tahun G1P0A0 Dengan Kehamilan Persalinan Nifas BBL Neonatus dan KB IUD Pasca Salin di PMB Sri Lestari”. Asuhan kebidanan pada Ny. H dimulai pada kehamilan trimester III dengan umur kehamilan 38 minggu. Selama pendampingan kunjungan ANC, Ny. H mengatakan tidak ada keluhan apapun. Saat ini merupakan kehamilan pertama sehingga Ny. H belum memiliki pengalaman kehamilan sebelumnya. Selama asuhan kehamilan Ny. H diberikan edukasi persiapan persalinan dan tanda-tanda persalinan. Ibu memutuskan memakai KB IUD karena di anggap paling efektif buat ibu yang ingin mengatur jarak kehamilan jangka panjang. Asuhan kebidanan pada persalinan pada tanggal 18 Januari 2022. Ibu mengatakan merasakan kenceng-kenceng teratur dan keluar lendir darah tetapi belum keluar cairan seperti ketuban. Selama observasi kemajuan persalinan, ibu disarankan untuk miring ke kiri dan diajarkan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri persalinan. Saat pembukaan lengkap ibu dipimpin persalinan sesuai dengan APN 60 langkah. Mendokumentasikan hasil tindakan pada lembar partograf kemudian melakukan observasi kala IV selama 2 jam dan IMD bayi selama 1 jam. Tidak ada masalah dalam proses persalinan Ny. H dan bayi lahir dengan selamat. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan melakukan penilaian awal saat bayi lahir. Bayi laki-laki, cukup bulan, BB 3400 gram, PB 48,5 cm, LK 33 cm, Lila 11 cm dan APGAR skor 8/9. Hasil pemeriksaan fisik bayi dalam keadaan normal dan tidak ada kelainan. Setelah lahir dilakukan IMD bayi selama 1 jam kemudian baru dilakukan pemeriksaan antropometri, pemberian salep mata dan pemberian suntikan vitamik K. Asuhan kebidanan selama neonatus dilakukan 3 kali pemantauan yaitu 8 jam, 7 hari dan 28 hari. Saat usia 8 jam bayi sudah BAK dan BAB. Tidak ada masalah yang ditemukan pada bayi. Bayi sudah dapat menyusu dengan baik dan kuat. Ibu diberi edukasi tentang perawatan bayi, tanda bahaya pada bayi, ASI eksklusif dan teknik menyusui yang benar. Ibu juga diingatkan untuk memberikan imunisasi dsar lengkap sesuai umur bayi. Asuhan kebidanan selama masa nifas juga dilakukan 3 kali pemantauan yaitu 8 jam, 7 hari dan 28 hari. Ibu memiliki jahitan perineum derajat 2 sehingga diajarkan tentang personal hygiene termasuk vulva hygiene agar tidak terjadiinfeksi pada luka jahitan. Tidak ada masalah dalam masa nifas Ny. H hanya saja ibu sempat kurang tidur di malam hari karena bayi rewel, maka ibu harus melibatkan suami untuk membantu perawatan bayi saat malam dan ibu dianjurkanuntuk mengikuti pola istirahat bayi. Kesimpulan dari asuhan ini adalah ibu dan bayi dalam kondisi sehat selama pemantauan. Masalah dan kebutuhan ibu sudah dapat teratasi. Ibu dan keluarga dapat bekerjasama dengan baik dan terbuka saat memberikan informasi.