ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN (CONTINUITY OF
CARE/COC) PADA NY R DENGAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI
JARAK KEHAMILAN < 2 TAHUN DAN ANEMIA RINGAN DI
PUSKESMAS PITURUH, PURWOREJO
ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN (CONTINUITY OF
CARE/COC) PADA NY R DENGAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI
JARAK KEHAMILAN < 2 TAHUN DAN ANEMIA RINGAN DI
PUSKESMAS PITURUH, PURWOREJO
2022-04-22
id
Thesis
text
SINOPSIS
Asuhan Kebidanan Berkesinambungan
Pada Ny R G2 P1 A0 Kehamilan Resiko Tinggi Jarak Kehamilan < 2 Tahun
dan Anemia Ringan di Puskesmas Pituruh, Purworejo
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor
risiko yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau
mengancam jiwa ibu dan janin. Kehamilan resiko tinggi akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun
terhadap janin yang dikandungan selama masa kehamilan, melahirkan
ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal
(Elisa, 2019).
Berdasarkan data WHO (2015) AKI Indonesia pada 2015 mencapai 125 per
100.1 kelahiran hidup. Angka tersebut mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya namun masih di atas target yang ditetapkan. Kematian ibu menurut
World Health Organization (WHO) adalah kematian selama kehamilan atau dalam
periode 2 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait
dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan oleh
karena kecelakaan atau cedera. Secara garis besar kontribusi kematian ibu dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung, dimana
penyebab langsung dari kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan
komplikasi kehamilan, sedangkan penyebab persalinan dan nifas seperti
perdarahan, pre eklamsi atau eklamsi, infeksi, persalinan macet dan abortus
(Depkes RI, 2010).
Penyebab tidak langsung pada kematian ibu adalah faktor yang
memperberat keadaan ibu hamil seperti “Empat Terlalu” yakni terlalu muda
melahirkan (<20 tahun), terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu sering
vii
melahirkan (>4 anak), dan terlalu dekat jarak kelahiran (<2 tahun) (Dinkes
Jateng,2019).
Melihat kondisi tersebut diatas dan berdasarkan beberapa penelitian terdahulu
mengenai pentingnya menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan,
persalinan dan nifas. Salah satu ibu hamil dengan faktor risiko multi gravida pada
persalinan sebelumnya spacing 18 bulan dengan anemia ringan di Puskesmas
Pituruh, Purworejo adalah Ny R.
Sejak awal kunjungan ANC ditemukan ibu mengalami anemia ringan. Pada
K1 dengan ANC Terpadu Hb ibu 10,8 gr % pada TM II turun menjadi 9,9 gr% dan
pada TM III Hb ibu mengalami kenaikan menjadi 10,4 gr% tetapi masih termasuk
kategori anemia ringan.
Pada tanggal 25 Pebruari ibu bersalin di Puskesmas Pituruh dengan partes
dengan terjadi komplikasi perdarahan post partum, segera dilakukan
penatalaksanaan kedaruratan pada persalinan dengan Atonia Uteri hasil Ny. R dapat
tertangani dan tidak diperlukan rujukan, post partum pengawasan Kala IV secara
melekat. Berat bayi 3400 gram, ibu diberikan edukasi tentang perawatan bayi baru
lahir dan ASI Ekslkusif , Ibu rencana KB IUD setelah 1 bulan kelahirannya.
Kesimpulan dari asuhan ini adalah ibu hamil dengan multigravida dan riwayat
persalinan sebelumnya dengan jarak kehamilan 13 bulan mulai mengalami
permasalahan saat kehamilan berupa anemia ringan. Proses persalinan spontan
dengan komplikasi perdarahan post partum yaitu Atonia Uteri, dilakukan
penatalaksanaan kegawat daruratan Atonia uteri, hasil baik Ny. R dapat tertangani
dan tidak diperlukan rujukan, post partum pengawasan Kala IV secara melekat.
Saran untuk bidan agar dapat meningkatkan asuhan berkesinambungan dengan cara
memantau secara ketat ibu dan janin sehingga ketika ditemukan resiko/ komplikasi
dapat dilakukan tindakan tepat sesuai prosedur.