HUBUNGAN TINGKAT STRES REMAJA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT STRES REMAJA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2022-06-14
en
Thesis
text
Latar Belakang: pada tahun 2020 sebanyak 89% remaja putri mengalami gangguan siklus menstruasi. Salah satu faktor penyebabnya adalah tingkat stres. RISKESDAS pada tahun 2018 menyatakan bahwa prevalensi gangguan mental emosional (depresi, cemas dan stres) pada penduduk usia 15 tahun keatas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 10%. Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat stres remaja dengan siklus menstruasi pada masa pandemi Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode: penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan pada bulan November – Desember 2021. Populasi penelitian adalah remaja putri di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel berjumlah 157 orang yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Data diambil menggunakan kuesioner PSS dan kuesioner siklus menstruasi. Analisis data menggunakan Chi-Square dengan α= 0,05 dan regresi logistik. Hasil: sebagian besar responden (79,0%) mengalami stres sedang dan memiliki siklus menstruasi yang normal (52,9%). Hasil analisis Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara IMT (p=0,002) dan aktivitas fisik (p=0,007) dengan siklus mentruasi, sedangkan tidak ada hubungan antara tingkat stres (p=0,729) dan kecemasan (p=0,689) dengan siklus mentruasi. Faktor yang paling dominan dengan siklus menstruasi yaitu aktivitas fisik (p=0,003) OR 0,517. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara tingkat stres remaja dengan siklus menstruasi pada masa pandemi Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Faktor yang paling dominan dengan siklus menstruasi adalah aktivitas fisik. Kata Kunci: tingkat stres; pandemi covid-19; siklus menstruasi; remaja putri