Analisis spasial penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kotagede Kota Yogyakarta

Analisis spasial penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kotagede Kota Yogyakarta
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2023-04-03
eng
info:eu-repo/semantics/article
application/pdf
The incidence of DHF cases at the Kotagede Kemantren has always been the ten biggest disease in the last three years. The geographic information system is able to help analyze the condition of the area against DHF and find out the pattern of distribution of DHF cases. This can be used as a reference for determining further actions to be taken in handling DHF cases. This study aims to determine the development of the distribution of DHF cases every quarter in the Kotagede Kemantren area based on population density, larva-free numbers, and rainfall levels with a 2021 GIS-based map. The research method used in this study was a retrospective observational study with a spatial approach regarding the incidence of DHF in 2021 at the Kotagede Kemantren with overlay modeling on a geographic information system. The results showed that the hotspot analysis of the variables ABJ, population density, and rainfall had non-significant clusters, which means that all independent variables have the same risk of distribution with respect to the high or low incidence rate, which is the dependent variable. The conclusion of this study shows that the incidence of DHF in the Kotagede Kemantren has fluctuated in every quarter. Rainfall rate and larva-free rate are related to the Incidence Rate of DHF at the Kotagede Kemantren, while population density has a weak relationship to the incidence of DHF.   Abstrak: Kejadian kasus DBD di Kemantren Kotagede selalu menjadi sepuluh penyakit terbesar pada jangka waktu tiga tahun terakhir. Penggunaan sistem informasi geografis mampu membantu menganalisis kondisi wilayah terhadap penyakit DBD dan mengetahui pola sebaran kasus DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan sebaran kasus DBD setiap caturwulan di daerah Kemantren Kotagede berdasarkan kepadatan penduduk, angka bebas jentik, dan tingkat curah hujan dengan peta berbasis SIG tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional retrospektif dengan pendekatan spasial mengenai kejadian DBD pada tahun 2021 di Kemantren Kotagede dengan permodelan overlay pada sistem informasi geografis. Hasil penelitian menunjukkan hotspot analysis dari variabel ABJ, kepadatan penduduk, dan curah hujan memiliki klaster non-signifikan, yang artinya seluruh variabel bebas memiliki risiko persebaran yang sama terhadap tinggi rendahnya incidence rate yang menjadi variabel terikat. Kesimpulan dari penelitian ini menujukkan bahwa kejadian penyakit DBD di Kemantren Kotagede mengalami peningkatan yang fluktuatif pada setiap caturwulannya. Tingkat curah hujan dan angka bebas jentik berhubungan dengan Incidence Rate penyakit DBD pada Kemantren Kotagede, sedangkan kepadatan penduduk memiliki hubungan yang lemah terhadap kejadian penyakit DBD.