Faktor resiko persalinan ekstraksi vakum pada primipara terhadap asfiksia neonatorum
Faktor resiko persalinan ekstraksi vakum pada primipara terhadap asfiksia neonatorum
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2019-09-27
eng
info:eu-repo/semantics/article
application/pdf
AKB di Indonesia masih tinggi yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup dimana salah satu penyebabnya adalah asfiksia neonatorum. Faktor risiko asfiksia antara lain adalah persalinan dengan ekstraksi vakum dan status ibu primipara. Kabupaten Bantul menduduki peringkat tertinggi kasus kematian neonatal karena asfiksia di DIY. Data di RSUD Panembahan Senopati pada tahun 2011 menunjukkan 30,48% bayi mengalami asfiksia dan 10,06% persalinan dengan ekstaksi vakum. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan case control (retrospektif) dengan sumber data rekam medik di RSUD Panembahan Senopati Bantul,. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang tercatat dalam rekam medik selama tahun 2011 sejumlah 2.753 bayi, dengan teknik systematic random sampling diperoleh jumlah sampel 48 orang elompok kasus dan 48 orang kelompok kontrol. Data penelitian dianalisis dengan univariat dan bivariat (Chi Square, coefficients contingency dan odd ratio). Hasil penelitian menunjukkan proporsi persalinan ekstraksi vakum pada primipara yang menimbulkan kejadian asfiksia sebesar 62,5% lebih besar daripada persalinan normal. Nilai chi square sebesar 10,741 dengan p-value 0,001 yang artinya persalinan ekstraksi vakum pada primipara merupakan faktor risiko terhadap asfiksia neonatorum. Nilai OR = 3,98 dengan Confidency Interval antara 1,59 sampai dengan 10,41 artinya ibu primipara dengan persalinan ekstraksi vakum 3,98 kali akan berisiko terjadi asfiksia pada bayi baru lahirnya.