Penerapan Booklet Manajemen Cairan dalam Pemenuhan Kebutuhan Keseimbangan Cairan pada Pasien dengan Chronic Kidney Disease di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Penerapan Booklet Manajemen Cairan dalam Pemenuhan Kebutuhan Keseimbangan Cairan pada Pasien dengan Chronic Kidney Disease di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2023-12-31
eng
info:eu-repo/semantics/article
application/pdf
Hemodialysis patients experience difficulties in managing fluids and dietary restrictions, resulting in increased risk of mortality and higher healthcare service costs (Cristovao, 2015). According to (Tovazzi, M.E., Mazzoni, 2012), 81.4% of patients have difficulty managing hemodialysis fluids, and 74.6% struggle with dietary adherence due to a lack of understanding about strategies that can assist them in fluid restriction. To apply nursing care to patients experiencing chronic kidney failure in Room Melati II of Dr. Soeradji Tirtonegoro General Hospital, Klaten. A descriptive method with a case study approach, a scientific method involving data collection. The nursing care includes assessment, diagnosis establishment, intervention using fluid management booklets, implementation, and evaluation. Diagnoses arising from chronic kidney failure cases in Room Melati II of Dr. Soeradji Tirtonegoro General Hospital for Mr. J include hypervolemia, ineffective peripheral tissue perfusion, unstable blood glucose levels, and impaired physical mobility. Meanwhile, for Mr. H, diagnoses include hypervolemia, ineffective tissue perfusion, and acute pain. Patient Mr. J, after receiving 6 sessions of 8-hour care for diagnoses of hypervolemia, ineffective peripheral tissue perfusion, infection risk, and impaired mobility, showed resolution. However, for the diagnosis of unstable blood glucose levels, there was partial resolution as the random blood sugar value remained at 218mg/dL, with reduced complaints of drowsiness, dizziness, and weakness. For patient Mr. H, after 9 sessions of 8-hour care for diagnoses of hypervolemia, ineffective peripheral tissue perfusion, infection risk, and acute pain, there was partial resolution as pharmacological therapy was still ongoing upon discharge planning. The diagnosis of bleeding risk met resolution criteria. The implementation results indicate that the booklet information is effective in enhancing hemodialysis patients’ knowledge about fluid management to prevent complications and can be effectively utilized both in hospitals and in the community.   Pasien hemodialisa mengalami kesulitan untuk mengelola cairan dan pembatasan diet yang mengakibatkan tingginya resiko kematian serta peningkatan biaya pelayanan kesehatan (Cristovao, 2015). (Tovazzi, M.E., Mazzoni, 2012), mengatakan pasien yang mengalami kesulitan dalam mengelola cairan hemodialisa sebanyak 81,4%, mengalami kesulitan mengikuti diet sebanyak 74,6%, hal ini dikarenanakan tidak mendapatkan pemahaman tentang bagaimana strategi yang dapat membantu mereka dalam pembatasan cairan. Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gagal ginjal kronis di Ruang Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu metode ilmiah yang bersifat pengumpulan data. Asuhan keperawatan tersebut meliputi pengkajian, penegakkan diagnosa, intervensi booklet manajemen cairan, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang muncul pada kasus gagal ginjal kronik di Ruangan Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada Tn. J antara lain hypervolemia, perfusi perifer tidak efektif, ketidakstabilan kadar glukosa darah, dan gangguan mobilitas fisik. Sedangkan pada Tn. H antara lain hipervolemia, ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, dan nyeri akut. Pasien Tn. J setelah dilakukan perawatan 6×8 jam dengan diagnose hypervolemia, perfusi perifer tidak efektif, risiko infeksi, dan gangguan mobilisasi teratasi. Kemudian pada diagnose ketidakstabilan gula darah pasien Tn. J teratasi Sebagian, karena nilai gula darah sewaktu masih mencapai 218mg/dL, dengan keluhan mengantuk, pusing, lemas menurun. Kemudian pada pasien Tn. H setelah dilakukan perawatan selama 9×8 jam dengan diagnose keperawatan hypervolemia, perfusi perifer tidak efektif, risiko infeksi, dan nyeri akut teratasi Sebagian, karena masih adanya terapi farmakologi saat pasien pulang pada discharge planning. Kemudian pada diagnose risiko perdarahan masuk kriteria teratasi. Hasil dari implementasi menunjukkan bahwa informasi booklet efektif dalam meningkatkan pengetahuan pasien hemodialisis tentang manajemen cairan untuk pencegahan komplikasi dari hemodialisis dan dapat digunakan secara efektif di rumah sakit maupun di masyarakat.